May 27, 2015

Review Gelombang (Supernova #5)

Tokoh utamanya Thomas Alfa Edison, suku batak yang lahir di Sianjur Mula-mula, Medan. Alfa 3 bersaudara dan paling bungsu. Nama abangnya Uthon dan Ethen.

Dimulai dari si Alfa masih SD, sebuah upacara gondang mengubah segalanya bagi Alfa. Makhluk misterius yang disebut Si Jaga Portibi tiba-tiba muncul menghantuinya. Orang-orang sakti berebut menginginkan Alfa menjadi murid mereka. Sejak acara gondang itu, Alfa selalu mengalami mimpi buruk dan tidurnya kini menjadi pertaruhan nyawa. Ia sadar bahwa sesuatu menunggunya di alam mimpi. Karena mimpi mengerikan tersebut, Alfa memilih untuk terjaga setiap malam dan tidak tidur selama 11 tahun! Ia tidur di siang hari antara 10 menit hingga 1 jam paling lama.

Orang tua Alfa mulai mencemaskan Alfa sejak si ompu di desanya yang katanya mau menjadikan Alfa murid, tapi malah berusaha untuk membunuhnya di danau Toba. Sejak itu, orang tua Alfa memutuskan untuk merantau ke Jakarta sebelum Alfa lulus SD dengan uang serba kekurangan dan bertekad agar nasibnya bisa berubah di Jakarta. Nah, di Jakarta malah tidak ada cerita apa-apa. Lanjut beberapa tahun kemudian saat Alfa sudah SMA. Di Jakarta itu hanya bercerita tentang persiapan pergi ke Amerika Serikat. So, Jakarta itu seperti iklan yang hanya numpang lewat. 

Kesempatan untuk pergi ke Amerika itu datang ketika Amang Gultom orang batak yang merantau ke Amerika itu pulang ke Indonesia. Yang diharuskan berangkat oleh bapak Alfa adalah Uthon, yang langsung ditolak oleh Uthon. Begitu juga si Ethen. Dan akhirnya yang berangkat adalah Alfa karena dia yang menawarkan diri. Abang-abangnya juga setuju karena menurut mereka yang pantas berangkat adalah Alfa karena dia yang paling pintar dan Bahasa Inggrisnya juga paling jago. 

Selanjutnya Alfa tinggal di Hoboken bersama Amanguda, orang batak juga dan mau menampung Alfa bersamanya. Alfa kerja part time sambil melanjutkan SMA di New Jersey. Bersama Troy dan Carlos, mereka belajar bersama setiap hari demi mendapatkan beasiswa di Cornell. Lolos sih sudah pasti. Bukan hanya itu, Alfa diterima bukan hanya di Cornell. Tapi di 3 universitas sekaligus dengan beasiswa penuh. Bisa berbicara berbagai bahasa juga sangat-sangat berlebihan. Bahasa Inggrisnya Alfa juga lancar jaya. Dia hanya belajar mengubah aksennya. 

Tidak sampai di situ saja, di Cornell, New York, Alfa mendapat tawaran kerja di Wall Street dari pemiliknya langsung. Dan dalam tempo singkat, dia menjadi orang yang berpengaruh di sana. Dari si Alfa yang tadinya harus hemat mati-matian demi bertahan hidup, sampai akhirnya uang sudah bukan masalah bagi seorang Alfa. Dan yang lebih parahnya lagi, Alfa ini datang ke Amerika sebagai imigran gelap lho. Kok bisa ya? Amerika lho.

Oh iya. Alfa itu ganteng! Bukan cuma pintar akademis saja, tapi di musik dia juga berprestasi. Hellooooo! Tolong jangan buat Alfa seperti manusia super sempurna dong. Hiksssss! Iri kan saya jadinya sama si Alfa ini, LOL.

Semenjak pindah ke Amerika, Alfa pernah one night stand bersama dengan salah satu mahasiswa di Cornell yang gigih sekali mengejar Alfa. Setelah one night stand itu dia ketiduran dua jam dan untuk pertama kalinya dia kembali mimpi buruk lagi setelah 11 tahun. Setelah ketiduran yang hampir membunuh dirinya sendiri, Alfa tidak mau lagi one night stand karena takut ketiduran lagi.

Pada saat ultah Alfa, dia melakukan one night stand lagi berkat Troy dan Carlos memberikan hadiah ke Alfa karena mereka menganggap Alfa melewatkan banyak hal. Tidak menikmati hidup dan terlalu fokus belajar. Nama ceweknya Isthar. Cantik dan Alfa merasa kalau Isthar itu bukan orang asing. Dia yakin Isthar punya ikatan dengannya tapi dia tidak tahu itu apa. Dan kembali Alfa ketiduran selama 4 jam dan mengalami mimpi buruk lagi. Dia pergi ke rumah sakit karena ketakutan dan menganggap ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Pihak rumah sakit menganggap tidak ada yang salah dengan Alfa yang keluhannya hanya Imsomnia. Di rumah sakit itulah akhirnya dia bertemu dengan Nicky Evans, dokter yang berperawakan kecil dan suka makan lollipop. 

Nicky merekomendasikan Alfa pergi ke klinik tempat dia bekerja yang dulunya dia juga pernah jadi pasien Imsomnia di klinik tersebut. Di sanalah akhirnya dia mulai berani tidur lagi dibantu oleh Nicky dan dokter Collins si pemilik klinik. Misteri-misteri selama ini mulai terkuak dan akhirnya membawa Alfa ke Tibet untuk mencari jati dirinya yang sebenarnya. Mimpi yang dialami Alfa itu bukan sekedar mimpi. Ada rahasia dibalik semua itu. Alfa sudah bisa mengendalikan mimpinya dan tidak mencelakai dirinya lagi.  

Setelah ke Tibet selesai, dia akan melanjutkan pencarian ke Indonesia. Tapi ceritanya selesai di dalam pesawat. Kelanjutan di Indonesia akan diceritakan di buku selanjutnya. Intelegensi Embun Pagi. 

Alfa yang merantau ke Amerika selama 8 tahun akhirnya pulang kampung. Alfa diceritakan tidak mau pulang kampung. Dia pulang kampung karena sebuah misi yang mengharuskan dia pulang kampung. Dia ingin mencari Bodhi Liong.

Sejujurnya saya tidak suka dengan sosok si Alfa. Terlalu sempurna. Cerita ini agak monoton di awal-awal. Baru mulai menarik ketika Alfa bertemu Nicky Evans dan pencarian jati dirinya baru dimulai dari situ. Jadi, ceritanya seperti baru mulai di tengah buku. 

Hal yang agak mengganggu di buku juga karena banyak dialog Bahasa Inggris yang seharusnya tidak perlu. Walaupun ditulis dalam Bahasa Indonesia, saya juga membayangkan mereka berdialog dalam Bahasa Inggris, kok. Soalnya agak aneh dalam satu kalimat bisa ada dua bahasa campur sekaligus. 

Overall lumayan sih. Lumayanlah membunuh waktu buat membaca buku ini. Kasih bintangnya berapa ya? 3 cukup ya. Good luck buat Dee Lestari. Semoga buku Intelegensi Embun Pagi cepat selesai dan segera terbit. 
Posted by: caecilia
CS.Com Updated at: May 27, 2015

May 11, 2015

Gigi Taring yang Impaksi

Sabtu kemarin saya pergi ke salah satu Rumah Sakit di Bogor. Rencana awalnya saya mau langsung di operasi. Operasi kecil namanya karena gigi yang impaksi tidak bisa langsung dicabut begitu saja. Sebelumnya saya sudah pernah menulis di postingan yang sebelumnya kalau gigi taring saya yang sebelah kiri atas tidak keluar karena tumbuh sebagian ke dalam langit-langit mulut. Dokter yang di Meridien, beliau memprediksi bahwa gigi ini tidak bisa di ortho (kawat gigi/behel) karena tumbuhnya ke langit-langit mulut. Yang biasanya bisa ditarik itu adalah gigi taring yang gingsul yang tumbuhnya di atas gusi. Saya tidak begitu yakin dan akhirnya saya browsing-browsing lagi. Setelah baca, memang katanya tidak semuanya gigi taring itu bisa diselamatkan dengan behel. Kondisi gigi yang horizontal biasanya memang jalan satu-satunya itu harus di operasi.

Setelah browsing sana-sini, saya akhirnya pergi ke dokter spesialis bedah mulut di RS. PMI Bogor. Untuk kasus impaksi gigi ini tidak bisa dikerjakan oleh dokter gigi biasa. Saya pilih RS. PMI karena dekat dengan rumah. Di sana, bisa pilih mau ke Poliklinik Afiat atau Poliklinik Reguler. Yang Afiat lebih mahal tarifnya. Yang Reguler lebih murah. 

Karena untuk biaya operasi gigi ini pastinya mahal bisa jutaan, akhirnya saya pilih yang reguler saja. Poliklinik Afiat letaknya di depan. Tempatnya lebih bersih, nyaman, dan tentunya lebih sepi karena lebih mahal. Saya sempat bingung karena kesulitan menemukan poliklinik reguler. Ternyata letaknya di pojokan. Dan orangnya sangat crowded. Tempat duduk yang disediakan penuh semua hingga yang bediri dan duduk di lantai juga banyak. Kenapa di poliklinik reguler ramai? karena di sini menerima BPJS juga. Yang Afiat tidak. Pantess! Saya sebelumnya juga mempertimbangkan untuk menggunakan BPJS. Tapi, setelah saya baca-baca, pelayanan yang pakai BPJS dengan yang tidak pakai BPJS itu berbeda. Belum lagi kalau pakai BPJS itu harus ke puskesmas dulu, baru minta rujukan ke RS. Terus ditambah lagi prosedurnya yang ribet. Suruh ke sana sini, fotokopi ini itu, dan katanya ngantrinya itu bisa berjam-jam kalau pakai BPJS. Makanya saya memutuskan untuk mengantri pendaftaran dokter di loket 1 (loket umum). Tidak lama karena hanya beberapa orang saja.  Dan ketika saya menoleh ke antrian bpjs, tersedia beberapa loket dan penuh. 

Ketika tiba giliran saya dipanggil, saya diperiksa disuruh tiduran oleh dokternya. Setelah itu kami mengobrol biasa. Dia bertanya apakah saya ada niat mau di ortho? Kalau mau di ortho tidak perlu dicabut. Kalau tidak mau di ortho, harus di operasi kecil. Tidak bisa dicabut begitu saja karena tertanam di langit-langit mulut. Kalau seandainya di ortho, dokternya bilang itu bisa ditarik dan sebagai gantinya gigi lain yang dicabut. Gigi taring itu gigi estetik yang sebaiknya dipertahankan. 

Dari awal saya memang ada keinginan untuk perawatan orthodonthi (behel/kawat gigi). Dokternya juga menyarankan agar gigi saya sebaiknya di ortho, jadi tidak perlu dikorbankan gigi taring ini. Dia menyarankan untuk pergi ke dokter spesialis ortho biar nanti perawatannya bisa maksimal. Dokternya baik, bisa diajak konsultasi, ramah dan tidak seperti dokter yang lain yang maunya buru-buru mengusir pasien keluar. Perawatnya juga ramah. Beda dengan petugas loket yang di depan yang semuanya memasang tampang jutek. 

Oh iya, untuk biaya operasi kecil itu 2,5 juta. Dokternya malah menganjurkan saya untuk daftar BPJS saja biar nanti tidak perlu bayar kalau memang giginya mau di operasi. Tapi harus mengantri operasinya dan dia  memperlihatkan list pasien yang mau operasi gigi. Bisa dapat giliran bulan Juni katanya. 

Setelah konsultasi selesai, saya mendapatkan pencerahan. Memang seharusnya saya itu konsul dulu ke dokter ortho bukannya langsung pergi ke dokter bedah. Yaaa sudahlah. Saya hanya membayar biaya dokter 50 ribu dan biaya daftar 25 ribu. Setelah itu pulanglah saya dengan perasaan lega :))

Posted by: caecilia
CS.Com Updated at: May 11, 2015

Biaya Perawatan Saluran Akar (Saraf)

Guys, di sini saya mau melanjutkan cerita saya tentang Perawatan Saluran Akar Gigi 47 selama 1,5 bulan. 

Total 5 kali kunjungan. 

Kunjungan pertama  dan kedua bisa kalian baca di postingan sebelumnya. Saya tidak akan mencantumkan linknya. 

Kunjungan ketiga : 

Saraf gigi saya sudah dalam kondisi mati. Waktu di bor dan dicolok-colok oleh dokternya sudah tidak terasa sakit sama sekali. Kata dokternya perkembangannya cukup bagus. Karena banyak yang masih suka ngilu ditahap ini. Nah, di sini gigi saya dibersihkan sampai ke akar-akarnya dan dikasih obat. Biayanya 400k. Diminta balik seminggu lagi.

Kunjungan keempat : 

Mengulang proses yang sama seperti kunjungan ketiga. Bedanya yang ini dikasih tambalan sementara yang bentuknya pasta dan diminta balik 2 minggu lagi. Biayanya 350k.

Kunjungan kelima :

Akhirnya gigi saya ditambal permanen dengan bahan tambalan GIC + R. Komposit. Biayanya 500k.

Total biaya perawatan saluran akar gigi geraham saya (gigi 47) ini menghabiskan biaya sebesar Rp 1.650.000,- untuk 1 gigi selama 5 kali kunjungan dengan total waktu 1,5 bulan.

Selain gigi 47, saya juga tambal permanen gigi 26 yang bisa langsung dikerjakan dalam 1 kali kunjungan karena bolongnya kecil. Biayanya 400k. 

So, biaya yang saya habiskan untuk perawatan gigi di Meridien Dental Clinic sebesar Rp 2.050.000,- Nyesek yah. Ini belum sama yang saya berobat di RSGM UI dan juga RS. PMI. 

Secara keseluruhan, saya puas sih dengan pelayanan di sini. Mbak-mbaknya semuanya ramah, dokternya juga baik. Tempatnya nyaman, bersih. Bisa buat perjanjian dan nanti juga diingatkan oleh mbaknya di hari H. Tidak perlu mengantri lama karena kita masuk sesuai jam yang kita jadwalkan sebelumnya. Kalaupun harus menunggu paling sebentar saja. Yang membuat saya keberatan hanya satu. MAHAL. Tapi harga berbanding lurus dengan pelayanannya. 

Oh iya, biaya ini jangan dijadikan patokan ya. Setiap kilnik, RS, atau bahkan di tempat praktek pribadi yang di rumah juga harganya pasti beda-beda. Semakin bagus kualitasnya akan semakin mahal tentunya. 

Kalau mau murah, saran saya pergi ke RSGM UI yang di Salemba. Tapi harus sabar karena ini yang mengerjakan mahasiswa UI dan hanya hari kerja saja. Terus kalau mau murah dan kualitas masih bisa dipertanggungjawabkan pergi ke RS Pemerintah. Tapi jangan heran kalau petugasnya agak jutek dan mengantrinya lama. Semakin murah semakin ramai yang pergi, right? 
Posted by: caecilia
CS.Com Updated at: May 11, 2015
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...