Sabtu kemarin saya kembali ke RS Mulia untuk cabut 2 gigi lagi di sebelah kiri. Proses cabut 3 gigi yang lainnya lancar-lancar saja kecuali gigi yang ini. Dilihat dari hasil rontgen, dokternya bilang harus lebih sabar dengan gigi yang ini. Soalnya gigi yang harus dicabut itu berdempetan dengan gigi 5 dan gigi taring dibelakangnya. Jadi, ruang bagi gigi 4 ini buat keluar tidak banyak. Waktu digoyang rasanya sakit karena bergesekan dengan akar gigi yang lain. Si dokternya berkali-kali menenangkan saya, "Maaf ya mbak. Harus sabar soalnya akarnya berdempetan. Ditarik pelan-pelan kok." Dan setelah berhasil ditarik keluar pelan-pelan, rasanya itu LEGA.
Dr. Mia mengingatkan kalau ada keluhan apa-apa untuk segera konsul sama dia sabtu depan sebelum ke dr. Andi. Dia khawatir dengan gigi atas yang berdempetan sama taring itu. Tapi, semoga saja tidak terjadi apa-apa. Saya diberikan resep obat dan alkohol buat kumur-kumur. Semua permasalahan gigi saya sudah tuntas dan sabtu depannya lagi saya sudah janji dengan dr. Andi buat pasang bracketnya.
Nah, tibalah hari di mana saya harus pasang bracketnya. Bisa dibilang pemasangannya lancar-lancar saja. Waktu dipasang sih tidak terasa sakit yang berarti. Penderitaannya dimulai ketika sudah selesai dipasang. Dan sekarang saya merasakan penderitaan orang yang pakai behel. Bukannya mau menakuti kalian ya, tapi ini benar terjadi lho. Seminggu pertama setelah pakai behel itu saya menderita sengsara. Gigi saya ngilu di mana-mana, sariawan parah ditusuk-tusuk kawat, tidak bisa mengunyah karena kalau kena makanan rasanya beuhhh. Tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata lagi saking sakitnya. Saya hanya bisa makan yang lembek-lembek saja seperti roti. Itupun dicelupkan ke air dulu biar lembek. Bisa makan bubur dan itupun langsung telen. Tidak boleh makan yang keras-keras kalau anjuran dokter. Gimana mau makan yang keras, mau buka mulut saja sakit apalagi makan. Saya salut lho dengan orang yang pakai behel hanya untuk mengikuti trend.
Harus kontrol sebulan sekali. Tapi kata dokter kalau mau 3 minggu sekali lebih bagus karena nanti hasilnya akan lebih cepat juga. Karena saya orangnya tidak sabaran, mungkin saya akan kontrol 3 minggu sekali. Masalahnya sekarang gigi saya sudah dicabut 4 biji. Susah ngomong apalagi kalau nyengir pasti keliatan gigi saya ompong. Sekarang saya fix tidak bisa senyum. Kalau senyum jadinya aneh, LOL.
Semoga masa adaptasi saya bisa cepat. Saya sudah menginvestasikan waktu, biaya dan tenaga untuk behel ini. Saya harap semuanya bisa berjalan dengan lancar dan saya juga berharap hasilnya ada dan tidak mengecewakan. Amin.
8 comments
Mbak Kenapa akhirnya ga pasang behel di rsgm ui?
@Riska : Kalo dipikir-pikir lagi, saya lebih pilih pasang sama yang udah punya gelar orthodonti daripada yang masih mahasiswa. Supaya lebih maksimal aja hasilnya. Disarankan sih kalo memang punya budget yang cukup mending sama yang udah punya gelar aja. Saya enggak bilang RSGM UI jelek sih. Tapi penangannya lebih lama karena mereka kan masih belajar. Apa-apa nanya dulu ke dosennya jadinya males aja. Yang harusnya 40 menit selesai bisa berjam-jam. Alat-alatnya juga terbatas di sana. Satu alat dipake barengan sama pasien lain karena serba keterbatasan mungkin.
Wah aku sampe cari2 blog makannya lagi dan akhirnya ketemu dan Di balas. Rs. Mulia itu dimana ya ka? Aku juga lagi cari2 dokter bedah mulut dan sekalian sp.ortho. hehehehe. Makasih banyak infonya kak. Di tunggu sharingnya lagi oya apa kakak udah konsul ke yg ambil sp.ortho di rsgm?
Makannya:kakaknya
@Riska : Aduh maaf lama balesnya. Lagi super sibuk belakangan ini. Rs. Mulia itu di Bogor. Dokter bedah mulut mah kayaknya sama aja. Yang punya gelar spesialis bedah mulut. Nah, yang kudu hati-hati untuk dokter ortho. Banyak yang ga sesuai prosedur. Mending pasang di rumah sakit aja lebih terjamin. Belum pernah konsul ke dokter yang di rsgm.
sampai sekarang masih pakai behel kah mbak ?? apa amasih sering sakit2 ??
@eddy : Udah telat banget ya jawabnya, hehe. maaf ya. Sudah lepas sejak Juni 2017.