Tokoh utamanya Thomas Alfa Edison, suku batak yang lahir di Sianjur Mula-mula, Medan. Alfa 3 bersaudara dan paling bungsu. Nama abangnya Uthon dan Ethen.
Dimulai dari si Alfa masih SD, sebuah upacara gondang mengubah segalanya bagi Alfa. Makhluk misterius yang disebut Si Jaga Portibi tiba-tiba muncul menghantuinya. Orang-orang sakti berebut menginginkan Alfa menjadi murid mereka. Sejak acara gondang itu, Alfa selalu mengalami mimpi buruk dan tidurnya kini menjadi pertaruhan nyawa. Ia sadar bahwa sesuatu menunggunya di alam mimpi. Karena mimpi mengerikan tersebut, Alfa memilih untuk terjaga setiap malam dan tidak tidur selama 11 tahun! Ia tidur di siang hari antara 10 menit hingga 1 jam paling lama.
Orang tua Alfa mulai mencemaskan Alfa sejak si ompu di desanya yang katanya mau menjadikan Alfa murid, tapi malah berusaha untuk membunuhnya di danau Toba. Sejak itu, orang tua Alfa memutuskan untuk merantau ke Jakarta sebelum Alfa lulus SD dengan uang serba kekurangan dan bertekad agar nasibnya bisa berubah di Jakarta. Nah, di Jakarta malah tidak ada cerita apa-apa. Lanjut beberapa tahun kemudian saat Alfa sudah SMA. Di Jakarta itu hanya bercerita tentang persiapan pergi ke Amerika Serikat. So, Jakarta itu seperti iklan yang hanya numpang lewat.
Kesempatan untuk pergi ke Amerika itu datang ketika Amang Gultom orang batak yang merantau ke Amerika itu pulang ke Indonesia. Yang diharuskan berangkat oleh bapak Alfa adalah Uthon, yang langsung ditolak oleh Uthon. Begitu juga si Ethen. Dan akhirnya yang berangkat adalah Alfa karena dia yang menawarkan diri. Abang-abangnya juga setuju karena menurut mereka yang pantas berangkat adalah Alfa karena dia yang paling pintar dan Bahasa Inggrisnya juga paling jago.
Selanjutnya Alfa tinggal di Hoboken bersama Amanguda, orang batak juga dan mau menampung Alfa bersamanya. Alfa kerja part time sambil melanjutkan SMA di New Jersey. Bersama Troy dan Carlos, mereka belajar bersama setiap hari demi mendapatkan beasiswa di Cornell. Lolos sih sudah pasti. Bukan hanya itu, Alfa diterima bukan hanya di Cornell. Tapi di 3 universitas sekaligus dengan beasiswa penuh. Bisa berbicara berbagai bahasa juga sangat-sangat berlebihan. Bahasa Inggrisnya Alfa juga lancar jaya. Dia hanya belajar mengubah aksennya.
Tidak sampai di situ saja, di Cornell, New York, Alfa mendapat tawaran kerja di Wall Street dari pemiliknya langsung. Dan dalam tempo singkat, dia menjadi orang yang berpengaruh di sana. Dari si Alfa yang tadinya harus hemat mati-matian demi bertahan hidup, sampai akhirnya uang sudah bukan masalah bagi seorang Alfa. Dan yang lebih parahnya lagi, Alfa ini datang ke Amerika sebagai imigran gelap lho. Kok bisa ya? Amerika lho.
Oh iya. Alfa itu ganteng! Bukan cuma pintar akademis saja, tapi di musik dia juga berprestasi. Hellooooo! Tolong jangan buat Alfa seperti manusia super sempurna dong. Hiksssss! Iri kan saya jadinya sama si Alfa ini, LOL.
Semenjak pindah ke Amerika, Alfa pernah one night stand bersama dengan salah satu mahasiswa di Cornell yang gigih sekali mengejar Alfa. Setelah one night stand itu dia ketiduran dua jam dan untuk pertama kalinya dia kembali mimpi buruk lagi setelah 11 tahun. Setelah ketiduran yang hampir membunuh dirinya sendiri, Alfa tidak mau lagi one night stand karena takut ketiduran lagi.
Pada saat ultah Alfa, dia melakukan one night stand lagi berkat Troy dan Carlos memberikan hadiah ke Alfa karena mereka menganggap Alfa melewatkan banyak hal. Tidak menikmati hidup dan terlalu fokus belajar. Nama ceweknya Isthar. Cantik dan Alfa merasa kalau Isthar itu bukan orang asing. Dia yakin Isthar punya ikatan dengannya tapi dia tidak tahu itu apa. Dan kembali Alfa ketiduran selama 4 jam dan mengalami mimpi buruk lagi. Dia pergi ke rumah sakit karena ketakutan dan menganggap ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Pihak rumah sakit menganggap tidak ada yang salah dengan Alfa yang keluhannya hanya Imsomnia. Di rumah sakit itulah akhirnya dia bertemu dengan Nicky Evans, dokter yang berperawakan kecil dan suka makan lollipop.
Nicky merekomendasikan Alfa pergi ke klinik tempat dia bekerja yang dulunya dia juga pernah jadi pasien Imsomnia di klinik tersebut. Di sanalah akhirnya dia mulai berani tidur lagi dibantu oleh Nicky dan dokter Collins si pemilik klinik. Misteri-misteri selama ini mulai terkuak dan akhirnya membawa Alfa ke Tibet untuk mencari jati dirinya yang sebenarnya. Mimpi yang dialami Alfa itu bukan sekedar mimpi. Ada rahasia dibalik semua itu. Alfa sudah bisa mengendalikan mimpinya dan tidak mencelakai dirinya lagi.
Setelah ke Tibet selesai, dia akan melanjutkan pencarian ke Indonesia. Tapi ceritanya selesai di dalam pesawat. Kelanjutan di Indonesia akan diceritakan di buku selanjutnya. Intelegensi Embun Pagi.
Alfa yang merantau ke Amerika selama 8 tahun akhirnya pulang kampung. Alfa diceritakan tidak mau pulang kampung. Dia pulang kampung karena sebuah misi yang mengharuskan dia pulang kampung. Dia ingin mencari Bodhi Liong.
Sejujurnya saya tidak suka dengan sosok si Alfa. Terlalu sempurna. Cerita ini agak monoton di awal-awal. Baru mulai menarik ketika Alfa bertemu Nicky Evans dan pencarian jati dirinya baru dimulai dari situ. Jadi, ceritanya seperti baru mulai di tengah buku.
Hal yang agak mengganggu di buku juga karena banyak dialog Bahasa Inggris yang seharusnya tidak perlu. Walaupun ditulis dalam Bahasa Indonesia, saya juga membayangkan mereka berdialog dalam Bahasa Inggris, kok. Soalnya agak aneh dalam satu kalimat bisa ada dua bahasa campur sekaligus.
Overall lumayan sih. Lumayanlah membunuh waktu buat membaca buku ini. Kasih bintangnya berapa ya? 3 cukup ya. Good luck buat Dee Lestari. Semoga buku Intelegensi Embun Pagi cepat selesai dan segera terbit.